GpO5TpO9GUr0Gpd7GUYlBSz5Gd==
Light Dark
20 Jajanan Jadul Anak SD dan Bahan Baku yang Selalu Bikin Nostalgia

20 Jajanan Jadul Anak SD dan Bahan Baku yang Selalu Bikin Nostalgia

Temukan 20 jajanan jadul anak SD yang penuh nostalgia beserta bahan baku sederhananya. Dari es lilin, cilok, hingga kue putu
Daftar Isi
×


Masa kecil selalu identik dengan momen penuh keceriaan. Salah satu hal yang paling sering dikenang adalah jajanan jadul anak SD. Meski sederhana, jajanan ini selalu dinanti setiap jam istirahat. Aromanya yang khas dan harganya yang terjangkau menjadikannya favorit banyak anak.

Kini, meskipun sudah banyak camilan modern bermunculan, jajanan tradisional tetap punya tempat di hati. Dari rasa manis, gurih, hingga pedas, semua menghadirkan nostalgia masa kecil yang tak terlupakan. Tak heran jika banyak orang dewasa masih mencari jajanan ini untuk mengenang masa lalu.

Mengapa Jajanan Jadul Anak SD Masih Populer Hingga Kini?

Banyak orang bertanya-tanya, mengapa jajanan jadul anak SD masih dicari di era modern? Jawabannya sederhana: jajanan ini membawa kenangan. Setiap gigitan seolah membawa kita kembali ke halaman sekolah dengan tawa riang teman-teman.

Selain itu, jajanan jadul dibuat dari bahan baku sederhana dan alami. Dibandingkan camilan kemasan modern, jajanan ini lebih otentik. Inilah yang membuatnya tetap populer di berbagai kalangan.

Daftar 20 Jajanan Jadul Anak SD yang Melegenda

Berikut adalah daftar 20 jajanan jadul anak SD yang paling populer dan masih dikenang hingga sekarang:

1. Es Lilin

2. Telur Gulung

3. Kue Cubit

4. Cilok

5. Rambut Nenek

6. Gulali

7. Mie Lidi

8. Permen Karet Yosan

9. Coklat Payung

10. Permen Rokok

11. Kue Putu

12. Kue Rangin

13. Kue Cucur

14. Kue Lumpur

15. Apem

16. Es Potong

17. Es Mambo

18. Keripik Kaca

19. Leker

20. Permen Kaki


Setiap jajanan punya cerita unik, baik dari cara penyajian, rasa, hingga kebersamaannya dengan teman sebaya.

Baca juga: Kisah Pak Tua Semangat Wirausaha

Bahan Baku Utama Jajanan Jadul Anak SD

Jajanan jadul identik dengan bahan baku sederhana yang mudah ditemukan. Beberapa bahan yang sering digunakan antara lain:

Tepung terigu: untuk kue cubit, leker, dan kue lumpur.

Tepung beras: bahan utama kue putu, cucur, dan apem.

Tepung tapioka: digunakan untuk membuat cilok yang kenyal.

Gula merah: pemanis alami untuk kue tradisional seperti putu dan cucur.

Gula pasir: bahan dasar gulali, rambut nenek, dan es lilin.

Kelapa parut: penambah rasa gurih pada rangin dan putu.

Kesederhanaan bahan ini justru memberikan rasa otentik yang sulit ditandingi jajanan modern.

Es Lilin dan Es Mambo: Pelepas Dahaga Masa Kecil

Es lilin dan es mambo adalah jajanan wajib saat cuaca panas. Rasanya manis, segar, dan sering hadir dengan warna-warni menarik. Es ini dijual murah, sehingga anak-anak SD selalu bisa menikmatinya.

Bahan bakunya hanya air, gula, susu, atau santan. Meski terlihat sederhana, sensasi menyedot es dari plastik panjang selalu meninggalkan kenangan indah di hati.

Telur Gulung dan Cilok: Gurih yang Tak Pernah Membosankan

Telur gulung adalah jajanan favorit yang cara membuatnya unik. Telur dikocok, digoreng, lalu digulung menggunakan tusuk sate. Aromanya saja sudah mampu membuat anak-anak antre.

Cilok, yang berbentuk bulat kenyal dengan bumbu kacang pedas, juga tidak kalah populer. Dibuat dari tepung tapioka, jajanan ini memberi rasa gurih pedas yang bikin nagih.

Rambut Nenek dan Gulali: Manis dengan Bentuk Kreatif

Rambut nenek adalah permen kapas tradisional berwarna-warni yang meleleh di mulut. Sementara gulali biasanya dibentuk menyerupai bunga atau hewan lucu dengan kreativitas pedagang.

Bahan baku keduanya hanya gula pasir. Namun, dengan sentuhan kreatif, jajanan ini selalu berhasil mencuri perhatian anak-anak SD.

Kue Cubit, Leker, dan Kue Rangin: Jajanan Hangat yang Menggoda

Kue cubit dengan tekstur setengah matang dan rasa manis lumer di mulut adalah favorit banyak anak. Leker hadir dengan kulit tipis renyah berisi coklat atau pisang yang menggugah selera.

Sedangkan kue rangin menawarkan rasa gurih dari kelapa parut yang dipadukan dengan manisnya gula. Ketiganya menjadi pilihan jajanan hangat yang sering disantap di sore hari.

Permen Karet Yosan, Coklat Payung, dan Permen Rokok: Ikon Anak 90-an

Permen karet Yosan terkenal dengan huruf-huruf di bungkusnya yang membuat anak-anak bersemangat mengumpulkannya. Coklat payung dengan bentuk unik juga menjadi jajanan manis yang banyak dicari.

Sementara permen rokok memberikan sensasi "bergaya" bagi anak-anak era 90-an. Meski sederhana, jajanan ini menjadi ikon masa kecil yang sulit dilupakan.

Kue Putu, Cucur, dan Apem: Tradisi yang Masih Bertahan

Kue putu dengan aroma pandan dan gula merah cair di dalamnya selalu jadi favorit. Kue cucur menawarkan tekstur renyah di luar namun lembut di dalam.

Sementara kue apem hadir dengan rasa manis legit berbahan dasar tepung beras. Ketiganya masih bisa ditemui hingga kini sebagai bagian dari kuliner tradisional Indonesia.

Keripik Kaca: Renyah dan Pedasnya Nempel di Lidah

Keripik kaca adalah jajanan dari singkong yang diiris super tipis hingga bening seperti kaca. Setelah digoreng, ditambahkan bumbu pedas gurih yang membuat siapa saja ingin mencicipinya lagi.

Harganya murah, tetapi sensasi pedasnya membuat jajanan ini selalu laris. Bahkan, hingga kini keripik kaca masih menjadi favorit di berbagai daerah.

Mengapa Harus Melestarikan 20 Jajanan Jadul Anak SD?

Jajanan jadul bukan sekadar makanan, melainkan juga warisan budaya. Setiap jajanan punya cerita, baik dari bahan sederhana hingga cara penyajiannya yang khas.

Melestarikan jajanan tradisional berarti menjaga identitas kuliner Indonesia. Selain itu, generasi muda bisa belajar bahwa kebahagiaan tidak selalu harus mahal, cukup dengan jajanan sederhana di depan sekolah.

Kesimpulan: Nostalgia Lewat 20 Jajanan Jadul Anak SD

Membicarakan 20 jajanan jadul anak SD selalu membuat kita tersenyum. Dari es lilin, telur gulung, hingga kue putu, semuanya membawa kita kembali ke masa kecil yang penuh kenangan.

Kini, meski camilan modern semakin banyak, jajanan jadul tetap punya tempat istimewa di hati. Mari kita terus lestarikan, agar nostalgia manis ini tetap bisa dirasakan oleh generasi berikutnya.(Foto: Tribuns)

0Komentar

Pasang Iklan