Pengalaman Mudik Lebaran Dengan Mobil Tua
DWISU.WEB.ID,Pengalaman Mudik Lebaran Dengan Mobil Tua – Menyambung artikel saya sebelumnya tentang Mudik lebaran 2018 yang bertepatan dengan musim liburan sekolah pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengalaman mudik lebaran dengan menggunakan mobil pribadi tapi umurnya sudah tua atau meminjam istilah teman saya yang seorang blogger otomotif, Motuba (Mobil Tua Bangka).
Saya berpikir kalau mudik dengan mobil keluaran terbaru atau usianya belum tua tidak ada uniknya dan tantangannya tentunya perjalanan lancar karena kondisi mesinnya masih bagus. Kebetulan saya juga belum pernah mudk lebaran dengan mobil tua jadi ketika adik saya mengajak mudik bareng dengan mobil tua yang baru dibelinya saya langsung tertarik.
Oh ya Mobil tua milik adik saya keluaran dari Toyota jenis Kijang buatan tahun 1994 yang dibeli seharga 30 jutaan. Sebenarnya ketika akan membeli mobil tersebut sudah diwanti-wanti oleh saudara saya yang lainnya resiko memiliki mobil tua tapi karena mungkin sudah suka dengan mobil tersebut saran tersebut tak diindahkan.
Setelah berhasil keluar dari pertigaan mobil kami meluncur kearah Karawang melalui jalur biasa tidak melalui gerbang tol terdekat. Barulah memasuki wilayah Karawang mobil kami memilih melanjutkan perjalanan melalui jalan tol melalui gerbang tol Karawang. 6 Jam melakukan perjalanan Adik saya memutuskan untuk istirahat di Rest Area di daerah Purwakarta. Selain untuk istirahat kami juga makan sahur dengan menyewa tikar direst area.
Momen istirahat tersebut juga dimanfaatkan adik saya untuk mendinginkan mesin dengan membuka kap depan. Selepas sholat Shubuh kami melanjutkan perjalanan hingga bisa keluar melalui gerbang tol Pejagan Brebes. Keluar dari gerbang tol Muncul sedikit masalah yaitu suhu mesin tidak stabil terlihat dari indikator suhu didasboard yang naik turun. Adik sayapun memutuskan untuk berhenti dan mendinginkan mesin, setelah dirasa sudah membaik kami melanjutkan perjalanan menuju Tegal hingga akhirnya bisa sampai ke kampung di desa Balapulang Kulon Kab Tegal.
Adik saya berinisiatif mengisi air keradiator, tak berapa lama kemudian kami melanjutkan perjalanan namun karena mobil mulai bermasalah saya menyarankan untuk balik lagi. Baru sebentar melanjutkan perjalanan masalah sama masih terjadi yaitu suhu mesin terlalu panas hingga akhirnya mobil berhenti lagi didepan sebuah supermarket. Ketika sedang mengecek radiator kami didatangi orang yang menanyakan masalah mobilnya. Kebetulan orang tersebut juga pernah memiliki mobil dengan jenis yang sama sehingga tahu seluk beluknya. Orang tersebut menyarankan untuk “mengorok” (membersihkan bagian dalam) radiator sambil menunjukkan tukang service radiator terdekat yaitu didepan Pengadilan Negeri Slawi Tegal.
Sesampainya disana radiatorpun dilepas untuki di “korok” dengan bantuan mesin Las. Setelah selesai kemudian dipasang lagi dan diuji coba montirnya. Dari hasil uji coba tersebut montirnya mengatakan blok mesinnya bermasalah karena air radiator bercampur oli dan sebaiknya cepat diperbaiki apalagi untuk perjalanan jarak jauh. Kamipun akhirnya bisa kembali ke rumah dan untungnya didekat bengkel ada penjual cetakan martabak sehingga saya tetap bisa membawa pulang barang incaran saya dikampung.
Prediksi montir radiator ternyata benar keesokan harinya mobil kembali mogok alias tak mau hidup hingga adik saya berinisiatif menghubungi bengkel mobil terdekat yaitu di wilayah Karang gondang Balapulang. Saat montir datang mobilpun dicek dan memang blok mesinnya bermasalah dan menurut montirnya kalau tidak bisa diakali terpaksa harus ganti mesin baru. Untungnya mesinnya masih bisa diperbaiki meskipun harus dibawa ke Tegal karena Bengkel tersebut tidak memilki peralatan untuk memperbaikinya.
Dari kejadian tersebut saya bersyukur sewaktu mudik mesin mobilnya tidak bermasalah dijalan dan saya berpikir ulang untuk kembali ke Bekasi “Nebeng” mobil tua adik saya. Saya memutuskan akan ikut dengan adik saya lainnya yang menggunakan mobil Suzuki APV. Saya tidak bisa membayangkan jika nantinya ditengah jalan mogok lagi, kalau saya mungkin masih bisa memahami bagaimana dengan 3 anak saya?
Demikianlah cerita saya mudik lebaran dengan menggunakan mobil tua bagaimana dengan anda?
Saya berpikir kalau mudik dengan mobil keluaran terbaru atau usianya belum tua tidak ada uniknya dan tantangannya tentunya perjalanan lancar karena kondisi mesinnya masih bagus. Kebetulan saya juga belum pernah mudk lebaran dengan mobil tua jadi ketika adik saya mengajak mudik bareng dengan mobil tua yang baru dibelinya saya langsung tertarik.
Oh ya Mobil tua milik adik saya keluaran dari Toyota jenis Kijang buatan tahun 1994 yang dibeli seharga 30 jutaan. Sebenarnya ketika akan membeli mobil tersebut sudah diwanti-wanti oleh saudara saya yang lainnya resiko memiliki mobil tua tapi karena mungkin sudah suka dengan mobil tersebut saran tersebut tak diindahkan.
Perjalanan Mudik Bekasi Tegal Lancar
Kami berangkat dari Bekasi selepas sholat Tarawih sekitar pukul 21.30 ditanggal 10 Juni 2018, sayangnya baru keluar perumahan perjalanan sudah dihadang macet dipertigaan Kompas Tambun Bekasi yang memang jalur tersebut rawan macet karena adanya perlintasan kereta api. Jarak yang hanya sekitar 1 Km harus ditempuh selama 1 Jam. Jalur perumahan Kompas ini tembus ke jalan utama Diponegoro Tambun.Setelah berhasil keluar dari pertigaan mobil kami meluncur kearah Karawang melalui jalur biasa tidak melalui gerbang tol terdekat. Barulah memasuki wilayah Karawang mobil kami memilih melanjutkan perjalanan melalui jalan tol melalui gerbang tol Karawang. 6 Jam melakukan perjalanan Adik saya memutuskan untuk istirahat di Rest Area di daerah Purwakarta. Selain untuk istirahat kami juga makan sahur dengan menyewa tikar direst area.
Momen istirahat tersebut juga dimanfaatkan adik saya untuk mendinginkan mesin dengan membuka kap depan. Selepas sholat Shubuh kami melanjutkan perjalanan hingga bisa keluar melalui gerbang tol Pejagan Brebes. Keluar dari gerbang tol Muncul sedikit masalah yaitu suhu mesin tidak stabil terlihat dari indikator suhu didasboard yang naik turun. Adik sayapun memutuskan untuk berhenti dan mendinginkan mesin, setelah dirasa sudah membaik kami melanjutkan perjalanan menuju Tegal hingga akhirnya bisa sampai ke kampung di desa Balapulang Kulon Kab Tegal.
Mesin Mobil Mulai Bermasalah
Setelah melepas lelah keesokan harinya adik saya berinisiatif menguras air radiator dan mengisinya kembali. Adik saya mengajak Tes Drive ke kota Slawi .Kebetulan sekali saya juga berencana mau mencari cetakan martabak baru berbahan besi baja dan tokonya didaerah Slawi. Perjalanan sampai Kota Slawi sebenarnya lancar namun memasuki Banjaran Permai Mesin Mobil mulai bermasalah lagi suhu mesin tidak stabil hingga akhirnya mobil harus berhenti dulu.Adik saya berinisiatif mengisi air keradiator, tak berapa lama kemudian kami melanjutkan perjalanan namun karena mobil mulai bermasalah saya menyarankan untuk balik lagi. Baru sebentar melanjutkan perjalanan masalah sama masih terjadi yaitu suhu mesin terlalu panas hingga akhirnya mobil berhenti lagi didepan sebuah supermarket. Ketika sedang mengecek radiator kami didatangi orang yang menanyakan masalah mobilnya. Kebetulan orang tersebut juga pernah memiliki mobil dengan jenis yang sama sehingga tahu seluk beluknya. Orang tersebut menyarankan untuk “mengorok” (membersihkan bagian dalam) radiator sambil menunjukkan tukang service radiator terdekat yaitu didepan Pengadilan Negeri Slawi Tegal.
Sesampainya disana radiatorpun dilepas untuki di “korok” dengan bantuan mesin Las. Setelah selesai kemudian dipasang lagi dan diuji coba montirnya. Dari hasil uji coba tersebut montirnya mengatakan blok mesinnya bermasalah karena air radiator bercampur oli dan sebaiknya cepat diperbaiki apalagi untuk perjalanan jarak jauh. Kamipun akhirnya bisa kembali ke rumah dan untungnya didekat bengkel ada penjual cetakan martabak sehingga saya tetap bisa membawa pulang barang incaran saya dikampung.
Prediksi montir radiator ternyata benar keesokan harinya mobil kembali mogok alias tak mau hidup hingga adik saya berinisiatif menghubungi bengkel mobil terdekat yaitu di wilayah Karang gondang Balapulang. Saat montir datang mobilpun dicek dan memang blok mesinnya bermasalah dan menurut montirnya kalau tidak bisa diakali terpaksa harus ganti mesin baru. Untungnya mesinnya masih bisa diperbaiki meskipun harus dibawa ke Tegal karena Bengkel tersebut tidak memilki peralatan untuk memperbaikinya.
Dari kejadian tersebut saya bersyukur sewaktu mudik mesin mobilnya tidak bermasalah dijalan dan saya berpikir ulang untuk kembali ke Bekasi “Nebeng” mobil tua adik saya. Saya memutuskan akan ikut dengan adik saya lainnya yang menggunakan mobil Suzuki APV. Saya tidak bisa membayangkan jika nantinya ditengah jalan mogok lagi, kalau saya mungkin masih bisa memahami bagaimana dengan 3 anak saya?
Demikianlah cerita saya mudik lebaran dengan menggunakan mobil tua bagaimana dengan anda?