--> Skip to main content

Kekuasaan Otoriter Seorang Tukang Tambal Ban

DWISUWEBID – Dalam dunia politik kekuasaan otoriter berarti kekuasaan yang terpusat  atau perintah dan peraturan hanya berasal dari satu sumber saja. Kekuasaan yang seperti ini disebut juga diktator. Tapi saya bukan mau ngomongin politik ya itu hanya sebagai kalimat pengantar saja. Kekuasaan otoriter ternyata tidak hanya berlaku untuk seorang penguasa saja tapi dalam skala yang lebih kecil bisa juga terjadi.

Tukang Tambal Ban

Pernahkah ban motor anda bocor? Pasti Anda akan membawa motor nya ke tukang tambal Ban bukan?. Nah ternyata Tukang Tambal Ban itu bisa bersikap otoriter lho? Kok Bisa ? Nah..inilah yang akan saya coba diskusikan bersama Anda. Kebetulan kemarin saya merasakan sebuah kekuaasan otoriter seorang Tukang Tambal Ban, Saya dibuat tidak berkutik dan menuruti segala perintahnya.

Siang itu Pas hari Minggu kemarin saya bermaksud mau ke Rumah Adik saya yang masih dalam satu perumahan dengan mengajak 2 anak saya. Baru beberapa meter keluar kok ada yang aneh dengan ban belakang, sayapun berhenti ternyata Bannya Kempes. Saya pikir Cuma kempes saja makanya langsung saya pompa dan terisi lagi bannya lalu dilanjut lagi tapi buat jaga-jaga jika ternyata bannya bocor saya bawa pompa mini.

Eh ternyata Benar baru 1 km jalan ban belakang sudah kempes lagi, Saya yakin bannya bocor. Rencana langsung ketukang tambal Ban tapi tidak saya tuntun melainkan saya pompa dulu bannya biar bisa dikendarai. Singkat kata sampailah ketukang Tambal Ban Langganan. Kebetulan tidak ada antrian jadi Ban bisa langsung ditambal.

BACA JUGA ; Si Sufit Ganti Ban IRC Depan Baru  

Saat proses menambal ban dimana tambal bannya menggunakan sistem bakar [press] saya melihat sendiri saat tambalan dibuka ternyata tambalannya tidak menempel sempurna sehingga harus dibakar lagi. Setelah selesai sayapun membayar Rp.10.000 dan melanjutkan perjalanan kerumah Adik. Sayangnya sesampainya disana Adik saya sedang pergi jadi saya balik lagi ke rumah.

Motorpun diparkir seperti biasanya didalam rumah. Saat itu sudah waktunya makan siang sayapun makan siang bersama keluarga. Nah disaat sedang makan saya melirik kemotor saya kok terlihat bannya kempes, setelah saya dekati eh Bener ternyata kempes lagi. Wah Tukang Tambalnya nggak beres Nih Nambalnya ! Sayapun bergegas menyelesaikan makan dan setelah diam sejenak sayapun langsung balik lagi ketukang Tambal Ban untuk Komplain.

Sesampainya disana sayapun langsung komplain ,"Kok Bannya kempes lagi Bang?" Tanya Saya. Coba Tebak apa jawabannya tukang tambal Ban ini. “ Oh Iya Pak Itu Bannya sudah kelipat jadi susah Menambalnya, Tadi sudah ragu bisa atau nggak? “ Nah..kelihatan bukan Otoriternya, dia mengelak disalahkan dan mencari alasan lain.

Dalam hati saya kenapa pas mau nambal tadi tidak bilang kalau bannya tidak bisa ditambal? Tapi saya tidak mau ribut Cuma gara gara masalah Ban Bocor Cuma saya menyesalkan kenapa tidak mengatakannya sejak awal.

Penasaran sayapun bertanya lagi, Jadi Bagaimana Dong? Kata Tukang tambalnya , “ Ganti BAN dalam baru Pak ? Mendengar Perintah ini sayapun mau tak mau harus patuh dan mengakui ke-Otoriter an seorang tukang tambal Ban. Masalahnya Tidak ada pilihan lain dan Motor mau dipakai untuk jualan martabak, Tidak mungkin saya bawa pulang dalam keadaan bocor.

Akibat kekuasan Otoriter seorang tambal Ban saya harus mengeluarkan biaya 2 kali yaitu Tambal Ban Rp.10.000 kemudian ganti Ban dalam Rp.40.000.

Bagaimana dengan Anda pernahkah mengalami kejadian serupa? Silahkan share Disini !
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar