Ketika Penyakit Lupa Datang Usahapun Merugi
DWISU.WEB.ID,Ketika Penyakit Lupa Datang Usahapun Merugi-Lupa kerap dijadikan alasan pembenaran suatu kesalahan misalnya lupa bayar utang,lupa membayar belanjaan sehingga bisa bebas dari kesalahan bahkan didalam agama Islampun seseorang yang meninggalkan ibadah karena lupa tidak dicatat sebagai kesalahan sampai dia ingat.
Namun apa jadinya jika penyakit lupa berhubungan dengan urusan bisnis sudah pasti urusannya jadi runyam bahkan tak jarang berakhir dengan kerugian.Seperti yang baru saya alami kemarin pada hari Kamis 19/10/2017 usaha saya merugi gara-gara penyakit lupa saya datang.Kok Bisa? Begini ceritanya…
Sudah hampir 8 bulan saya menekuni usaha sampingan martabak manis mini.Yah namanya bisnis kecil-kecilan omsetnya juga dikisaran puluhan ribu hingga ratusan ribu beda dengan bisnis toko sembako yang bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah perhari.
Meskipun omsetnya kecil tapi saya merasakan kenikmatan menekuninya karena saya hobi masak dan suka kuliner.Saya merasa mendapatkan kenikmatan tersendiri jika martabak manis mini buatan saya ludes terjual.Saya juga mendapatkan wawasan baru seputar dunia bisnis dan kuliner yang meyasar anak sekolah dari teman sesama pedagang kue disekolah kebetulan saya kebanyakan mangkal disekolah dan itu bisa menjadi ide Tulisan dibeberapa blog saya.
Setiap pagi,siang dan sore saya mangkal disekolah SD dan TPA dan mangkalnya nggak lama-lama paling lama 1,5 jam.Mangkal di SD itu enaknya waktunya sebentar misalnya saja pada jam pulang sekolah ramainya Cuma 10-15 menit jadi saya harus sudah siap menjual ketika jam pulang.Namun ini juga yang menjadi kelemahannya karena waktunya sebentar,kalau 10-15 menit setelah bel pulang sepi pembeli ya benar-benar sepi akhirnya.
Makanya terkadang martabak mini manis saya masih sisa dan kalau sudah begitu saya mengurangi adonan.Kalau saya prinsipnya yang penting habis biarpun omsetnya kecil sehingga tidak membuang adonan.Namun sesepi-sepinya mangkal disekolah tak kurang saya bisa menjual 40 potong martabak mini.
Kelemahan lainnya adalah saya tidak boleh lupa membawa peralatan mencetak martabak seperti cetakan,sendok adonan,Loyang karena akibatnya bisa fatal seperti yang baru saya alami kemarin.Hari itu saya akan mangkal pada jam pulang sekolah yaitu jam 15.00 namun hari itu pas Hujan namun Karena saya sudah terlanjur membuat adoan saya memutuskan untuk tetap jualan.
Baca juga :
Usaha Tidak Selamanya Membawa Hasil Maksimal
Berburu Tempat Mangkal Martabak Mini Baru
Pengalaman Menekuni Usaha Martabak Mini Unyil
Namun hingga jam 14.45 hujan tak kunjung reda akhirnya dari pada adonan terbuang saya memutuskan berjualan meski masih hujan kebetulan sudah kecil.Waktu itu karena Suasana hujan dan buru-buru saya serba cepat apalagi sebentar lagi waktu pulang.Saya masih ingat waktu itu saya berangkat jam 15.00 kurang 10 menit dan saya bawa motornya pelan-pelan karena saya bawa payung tenda dan jalannya licin.
Begitu sampai disana tepat jam 15.00 saya langsung menurunkan gerobak ketempat mangkal namun saya sangat terkejut ternyata saya lupa membawa cetakan martabaknya.”Waduh ! Celaka ….” Pikir saya.Tidak membawa cetakan martabak sama saja saya tidak bisa berjualan dan jika saya pulang lagi kerumah untuk mengambil cetakan waktunya sudah mepet tentu anak-anak sudah keburu pulang karena paling-paling 10-15 menit sekolah sudah kosong.
Akhirnya dengan langkah gontai saya menghidupkan motor dan memutuskan untuk pulang dan tidak jadi berjualan pada hari itu.Sepanjang perjalanan saya mengutuk diri saya sendiri ,“Kok bisa lupa…” namun akhirnya saya menyadari ini sebuah musibah dan saya harus bersabar menyikapinya.
Sesampainya dirumah istri saya bertanya-tanya, “Kok Cepat pulangnya?” dengan kesal dan sedikit menyalahkan saya mengatakan,”Lupa bawa cetakan martabaknya jadi tidak bisa jualan,Ibu Sih tidak mengingatkan!”.Istri saya Cuma heran dan mengatakan,”Kok Menyalahkan Ibu Sih!”.
Itulah kisah saya Ketika Penyakit Lupa datang usahapun Merugi karena adonan yang sudah saya buat tidak terjual dan Mudah-mudahan kedepannya saya lebih teliti ketika akan berangkat berjualan.
Namun apa jadinya jika penyakit lupa berhubungan dengan urusan bisnis sudah pasti urusannya jadi runyam bahkan tak jarang berakhir dengan kerugian.Seperti yang baru saya alami kemarin pada hari Kamis 19/10/2017 usaha saya merugi gara-gara penyakit lupa saya datang.Kok Bisa? Begini ceritanya…
Sudah hampir 8 bulan saya menekuni usaha sampingan martabak manis mini.Yah namanya bisnis kecil-kecilan omsetnya juga dikisaran puluhan ribu hingga ratusan ribu beda dengan bisnis toko sembako yang bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah perhari.
Meskipun omsetnya kecil tapi saya merasakan kenikmatan menekuninya karena saya hobi masak dan suka kuliner.Saya merasa mendapatkan kenikmatan tersendiri jika martabak manis mini buatan saya ludes terjual.Saya juga mendapatkan wawasan baru seputar dunia bisnis dan kuliner yang meyasar anak sekolah dari teman sesama pedagang kue disekolah kebetulan saya kebanyakan mangkal disekolah dan itu bisa menjadi ide Tulisan dibeberapa blog saya.
Setiap pagi,siang dan sore saya mangkal disekolah SD dan TPA dan mangkalnya nggak lama-lama paling lama 1,5 jam.Mangkal di SD itu enaknya waktunya sebentar misalnya saja pada jam pulang sekolah ramainya Cuma 10-15 menit jadi saya harus sudah siap menjual ketika jam pulang.Namun ini juga yang menjadi kelemahannya karena waktunya sebentar,kalau 10-15 menit setelah bel pulang sepi pembeli ya benar-benar sepi akhirnya.
Makanya terkadang martabak mini manis saya masih sisa dan kalau sudah begitu saya mengurangi adonan.Kalau saya prinsipnya yang penting habis biarpun omsetnya kecil sehingga tidak membuang adonan.Namun sesepi-sepinya mangkal disekolah tak kurang saya bisa menjual 40 potong martabak mini.
Kelemahan lainnya adalah saya tidak boleh lupa membawa peralatan mencetak martabak seperti cetakan,sendok adonan,Loyang karena akibatnya bisa fatal seperti yang baru saya alami kemarin.Hari itu saya akan mangkal pada jam pulang sekolah yaitu jam 15.00 namun hari itu pas Hujan namun Karena saya sudah terlanjur membuat adoan saya memutuskan untuk tetap jualan.
Baca juga :
Usaha Tidak Selamanya Membawa Hasil Maksimal
Berburu Tempat Mangkal Martabak Mini Baru
Pengalaman Menekuni Usaha Martabak Mini Unyil
Namun hingga jam 14.45 hujan tak kunjung reda akhirnya dari pada adonan terbuang saya memutuskan berjualan meski masih hujan kebetulan sudah kecil.Waktu itu karena Suasana hujan dan buru-buru saya serba cepat apalagi sebentar lagi waktu pulang.Saya masih ingat waktu itu saya berangkat jam 15.00 kurang 10 menit dan saya bawa motornya pelan-pelan karena saya bawa payung tenda dan jalannya licin.
Begitu sampai disana tepat jam 15.00 saya langsung menurunkan gerobak ketempat mangkal namun saya sangat terkejut ternyata saya lupa membawa cetakan martabaknya.”Waduh ! Celaka ….” Pikir saya.Tidak membawa cetakan martabak sama saja saya tidak bisa berjualan dan jika saya pulang lagi kerumah untuk mengambil cetakan waktunya sudah mepet tentu anak-anak sudah keburu pulang karena paling-paling 10-15 menit sekolah sudah kosong.
Akhirnya dengan langkah gontai saya menghidupkan motor dan memutuskan untuk pulang dan tidak jadi berjualan pada hari itu.Sepanjang perjalanan saya mengutuk diri saya sendiri ,“Kok bisa lupa…” namun akhirnya saya menyadari ini sebuah musibah dan saya harus bersabar menyikapinya.
Sesampainya dirumah istri saya bertanya-tanya, “Kok Cepat pulangnya?” dengan kesal dan sedikit menyalahkan saya mengatakan,”Lupa bawa cetakan martabaknya jadi tidak bisa jualan,Ibu Sih tidak mengingatkan!”.Istri saya Cuma heran dan mengatakan,”Kok Menyalahkan Ibu Sih!”.
Itulah kisah saya Ketika Penyakit Lupa datang usahapun Merugi karena adonan yang sudah saya buat tidak terjual dan Mudah-mudahan kedepannya saya lebih teliti ketika akan berangkat berjualan.